Jumat, 19 Februari 2016

CONTOH ARTIKEL





M
 TIDAK BENCI MATEMATIKA = PUNYA KEPRIBADIAN WOW

ATEMATIKA, kata ini pasti tidaklah asing lagi ditelinga kita kan? tentu saja. Hal itu dikarenakan matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting yang mulai diajarkan dari Sekolah Dasar dan sampai sekarang pun sebagian besar jurusan di 

perguruan tinggi menjadikan matematika sebagai salah satu mata kuliahnya. Akan tetapi, tak jarang kita mendengar anggapan sebagian siswa ataupun kalangan pembaca sendiri bahwa matematika itu sulit dan menakutkan sehingga menjadi momok tersendiri.Bak melihat setan, memecahkan soal matematika sangat menyeramkan. Padahal, matematika sangat berguna bagi semua orang dalam kehidupan sehari-hari seperti pedagang, sopir angkot, tukang parkir, bahkan pengemis serta siswa dan pembaca pun akan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-harinya.  Mengapa sampai ada anggapan seperti itu? Bagi pembaca yang suka ataupun bahkan membenci matematika, simak nih ulasannya.
            Bagi pembaca yang membenci matematika apalagi menghindari mengerjakan soal-soalnya, berpikirlah ulang. Karna kenapa? Karena matematika dapat membuat kita memiliki cara berpikir yang dapat mengembangkan kepribadian kita menjadi “wow”. Tetapi sebelumnya mari kita telusuri dahulu penyebab munculnya haters tersebut. Ayo kita mulai! mari kita flashback ke zaman sekolah dulu. Coba ingat-ingat bagaimana cara guru kita dulu mengajarkan mata pelajaran ini. Sudah ingatkah? Pasti jawaban nya sebagian besar adalah ceramah ‘kan?. Cara inilah yang mematikan kreatifitas dan keaktifan para siswanya. Karena cara ini juga yang membuat kita kesulitan memecahkan persoalan matematika. Lalu, bagaimana dengan siswanya? Tentu saja bagi siswa yang rajin, kreatif dan dengan segala sifat terpuji lainnya hanya akan mengalami sedikit kesulitan karena mereka mencari tahu sendiri dan tidak hanya mengunggu informasi dari gurunya. Tetapi bagaimanakah dengan nasib si malas? Sudah dapat ditebak bukan? Tentu saja hanya akan menunggu, menunggu, dan menunggu entah sampai kapan. Tetapi yang jelas si menunggu ini akan mengalami kesulitan jika tidak didukung oleh otak yang jenius.
            Dalam hal ini, siapa yang salah ? Jawabannya adalah semua pihak. Kita sebagai calon guru harus dapat belajar dari kekurangan sebelumnya dalam mengajar dan dapat lebih menumbuhkan inisiatif dan rasa ingin tahu siswa kelak. kita harus dapat membuat siswa kita tertantang untuk menyelesaikan persoalan matematika ini. Selain dengan sikap guru yang berlaku sebagai fasilitator, pembelajaran sekarang juga lebih canggih nih pembaca. Di zaman sekarang, sudah banyak sekali cara mengajar yang menarik dan menyenangkan.
            Mari kita lanjutkan ke perbedaan anggapan ini. Bagi pembaca yang menyukai matematika sampai bisa lupa waktu saking asyiknya, beruntuh sekali! Karena mengapa? Karena dari hal itu pembaca akan memiliki kepribadian yang menghargai matematika. Matematika saja perlu dihargai ‘kan apalagi orang lain. Oke, kembali ke pokok bahasan. Bagaimanakah bentuk kepribadian tersebut? Kepribadian tersebut meliputi ‘kepo’ alias rasa ingin tahu, perhatian, dan minat terhadap matematika serta sikap ulet dan ‘PeDe’ alias percaya diri. Mau kepribadian yang lebih ‘wow’ ? Baca ulasan berikut.
            Sekarang kita membahas mengenai masalah. Jangan shock ataupun takut karena yang kita hadapi disini adalah masalah matematika bukan masalah hidup. Masalah disini merupakan sesuatu yang harus dipecahkan yaitu soal-soal matematika kurang lebih begitu. Dalam memecahkannya, punya banyak cara nih pembaca karena serunya matematika adalah menemukan sendiri jawaban dari permasalahan tersebut. Apa sih yang kita dapat dari memecahkan masalah tersebut? Jawabannya, potensi intelektual kita meningkat, kita juga akan merasa puas serta materi yang kita peroleh juga akan mengendap lebih lama serta kelebihan-kelebihan lainnya.
            Jadi, jangan takut lagi memecahkan masalah matematika karena matematika itu menyenangkan. Ubah mindset kalian supaya bisa punya kepribadian ‘wow’ tersebut. Selamat menemukan jawaban.

Rujukan : Skripsi Ayu Tahnia, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar