HUBUNGAN PERMAINAN
TRADISIONAL ELANG DENGAN INDUK AYAM DAN PENDIDIKAN JASMANI
DISUSUN
OLEH :
NAMA : BELLA LIFIA
NIM:
06131281419069
MATA KULIAH:
PENDIDIKAN JASMANI
DOSEN PEMBIMBING:
1.
HERRY YUSFI, S.PD., M.PD
2.
AHMAD RICHARD VICTORIAN, M.PD
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah PENDIDIKAN JASMANI mengenai “Hubungan
Permainan Tradisional Elang dengan Induk Ayam dan Pendidikan Jasmani”.
Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada, Bapak
Herry Yusfi, S.Pd,. M.Pd dan Bapak Ahmad Richard Victorian, M.Pd yang telah membimbing
kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai kaidah.
Dalam penulisan makalah ini kami
merasa banyak kekurangan baik teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami dan semua pembaca.
Indralaya, Desember 2015
Penulis
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................1
C. TUJUAN................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A.
PERMAINAN
TRADISIONAL..........................................................3
B.
PENDIDIKAN
JASMANI...................................................................5
C.
PERMAINAN
TRADISIONAL
ELANG DENGAN INDUK
AYAM...................................................9
D.
HUBUNGAN
PERMAINAN TRADISIONAL ELANG DENGAN
INDUK AYAM DAN PENDIDIKAN
JASMANI.............................12
BAB III
PENUTUPAN......................................................................................13
A.
KESIMPULAN...........................................................................................13
B.
SARAN ......................................................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Permainan tempo dulu
sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak
langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan,
kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Namun sayangnya
seiring kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini mulai
ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game
yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi
kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi dan semangat belajar.
Permainan Tradisional
yang semakin hari semakin hilang di telan perkembangan jaman, sesungguhnya
menyimpan sebuah keunikan, kesenian dan manfaat yang lebih besar seperti kerja
sama tim, olahraga, terkadang juga membantu meningkatkan daya otak. Berbeda
dengan permainan anak jaman sekarang yang hanya duduk diam memainkan permainan
dalam layar monitor dan sebagainya. Setiap daerah, atau negara memiliki
permainan tradisional berbeda-beda. Berikut ini permainan tradisional asal
Indonesia yang sekarang hampir terlupakan.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimanakah permainan tradisional?
2)
Bagaimanakah pendidikan jasmani?
3)
Bagaimana bentuk permainan tradisional
elang dengan induk ayam?
4) Bagaimana hubungan permainan tradisional elang dengan induk ayam dengan
pendidikan jasmani?
C. TUJUAN
1)
Memahami tentang permainan tradisional.
2)
Memahami tentang pendidikan jasmani.
3)
Memahami bentuk permainan tradisional
elang dengan induk ayam.
4)
Memahami hubungan permainan tradisional
elang dengan induk ayam dan pendidikan jasmani.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERMAINAN TRADISIONAL
Permainan tradisonal
merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai
bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan
anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap
menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan.
Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat
dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa.
Permaianan digunakan
sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan kegiatan dan prilaku yang luas
serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia anak.
Menurut Pellegrini dalam Naville Bennet
bahwa permainan didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut: (1)
Permainan sebagai kecendrungan, (2) Permainan sebagai konteks, dan (3)
Permainan sebagai prilaku yang dapat diamati.
Menurut Mulyadi bermain
secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara
spontan yang terdapat lima pengertian bermain; (1) sesuatu yang menyenangkan
dan memiliki nilai intrinsik pada anak (2) tidak memiliki tujuan ekstrinsik,
motivasinya lebih bersifat intrinsik (3) bersifat spontan dan sukarela, tidak
ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktif
keikutsertaan anak, dan (4) memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan
seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar
bahasa, perkembangan sosial.
Oleh karena itu, bahwa
permainan tradisional disini adalah permainan anak-anak dari bahan sederhana
sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat. Permainan tradisional juga
dikenal sebagai permainan rakyat merupakan sebuah kegiatan rekreatif yang tidak
hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk memelihara
hubungan dan kenyamanan sosial. Dengan demikian bermain suatu kebutuhan bagi
anak. Jadi bermain bagi anak mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam
kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari termasuk dalam permainan
tradisional. Menurut Bennet dengan ini diharapkan bahwa permainan dalam
penddikan untuk anak usia dini ataupun anak sekolah terdapat pandangan yang
jelas tentang kualitas belajar, hal ini diindikasikan sebagai berikut: (1)
gagasan dan minat anak merupakan sesuatu yang utama dalam permainan, (2)
permainan menyediakan kondisi yang ideal untuk mempelajari dan meningkatkan
mutu pembelajaran, (3) rasa memiliki merupakan hal yang pokok bagi pembelajaran
yang diperoleh melalui permainan, (4) anak akan mempelajarai cara belajar
dengan permainan serta cara mengingat pelajaran dengan baik, (5) pembelajaran
dengan permainan terjadi dengan gampang, tanpa ketakutan, (6) permainan mumudahkan
para guru untuk mengamti pembelajaran yang sesungguhnya dan siswa akan
mengalami berkurangnya frustasi belajar.
Permainan tradisional
menurut James Danandjaja (1987) adalah salah satu bentuk yang berupa permainan
anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu,
berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai
variasi. Sifat atau cirri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya,
tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya. Biasanya
disebarkan dari mulut ke mulut dan adang-kadang mengalami perubahan nama atau
bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dariakar katanya, permainan
tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan
permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan
manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.
Menurut Atik Soepandi,
Skar dkk. (1985-1986), permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik
yang mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang
dimaksud tradisional adalah segala sesuatu yang dituturkan atau diwariskan
secara turun temurun dari orang tua atau
nenek moyang. Jadi permainan tradisional adalah segala perbuatan baik
mempergunakan alat atau tidak, yang diwariska secara turun temurun dari nenek
moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk menyenangkan hati.
Permainan
tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga golongan, yaitu : permainan untuk
bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang
bersifat edukatif. Permainan tradisional yang bersifat rekreatif pada umumnya
dilakukan untuk mengisi waktu luang. Permainan tradisional yang bersifat
kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir, bersifat kompetitif, diainkan
oleh paling sedikit 2 orang, mempunyai criteria yang menentukan siapa yang
menang dan yang kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima bersama oleh
pesertanya. Sedangkan perainan tradisional yag bersifat edukatif, terdapat
unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Melalui permainan seperti ini anak-anak
diperkenalkan dengan berbagai macam ketrampilan dan kecakapan yang nantinya
akan mereka perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat.
Berbagai jenis dan bentuk permainan pasti terkandung unsur pendidikannya. Inilah
salah satu bentuk pendidikan yang bersifat non-formal di dalam masyarakat.
Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk anak-anak agar mereka dapat
menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok sosialnya.
B.
PENDIDIKAN JASMANI
1.
DEFINISI PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan jasmani adalah
suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan
dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan
belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
2.
TUJUAN
Tujuan Pendidikan Jasmani:
a.
Meletakkan
landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan
jasmani.
b.
Membangun landasan
kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam
konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.
c.
Menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani.
d.
Mengembangkan
sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri,
dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
e.
Mengembangkan
keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan
dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmis, akuatik
(aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor
education).
f.
Mengembangkan
keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
g.
Mengetahui
keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
h.
Mengetahui dan
memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan,
kebugaran dan pola hidup sehat.
i.
Mampu mengisi
waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
3.
FUNGSI PENDIDIKAN JASMANI
a.
Aspek Organik
o Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik
sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta
memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan;
o Meningkatkan kekuatan, yaitu jumlah tenaga maksimum
yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot;
o Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas
individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus-menerus dalam waktu
relatif lama; dan
o Meningkatkan fleksibilitas, yaitu; rentang gerak dalam
persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan
mengurangi cedera.
b.
Aspek
Neuromuskuler
o Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan
otot;
o Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti;
berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong,
menderap/ mencongklang, bergulir, dan menarik;
o Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti;
mengayun, melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok;
o Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti;
memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan,
bergulir, memvoli;
o Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan,
irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan;
o Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti; sepak
bola, softball, bola voli, bola basket, baseball,
atletik, tenis, bela diri; dan
o Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti
menjelajah, mendaki, berkemah, berenang, dan lainnya.
c.
Aspek Perseptual
o
Mengembangkan
kemampuan menerima dan membedakan isyarat;
o
Mengembangkan
hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan
mengenali objek yang berada di depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau
sebelah kiri dari dirinya;
o
Mengembangkan
koordinasi gerakan visual, yaitu; kemampuan mengoordinasikan pandangan dengan
keterampilan gerak yang melibatkan tangan,
tubuh, atau kaki;
o
Mengembangkan
keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu; kemampuan mempertahankan
keseimbangan statis dan dinamis;
o
Mengembangkan
dominansi (dominancy), yaitu;
konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan/ kiri dalam melempar atau
menendang;
o
Mengembangkan
lateralitas (laterality), yaitu; kemampuan
membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan di antara bagian dalam
kanan atau kiri tubuhnya sendiri; dan
o
Mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan
hubungannya dengan tempat atau ruang.
d.
Aspek Kognitif
o Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu,
memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan;
o Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan,
keselamatan, dan etika;
o Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik
yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi;
o Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan
hubungannya dengan aktivitas jasmani;
o Menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang
berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang
digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya; dan
o Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan
problem-problem perkembangan melalui gerakan.
e.
Aspek Sosial
o
Menyesuaikan diri
dengan orang lain dan lingkungan dimana berada;
o
Mengembangkan
kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok;
o
Belajar
berkomunikasi dengan orang lain;
o
Mengembangkan
kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok;
o
Mengembangkan
kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat;
o
Mengembangkan rasa
memiliki dan rasa diterima di masyarakat;
o
Mengembangkan
sifat-sifat kepribadian yang positif;
o
Belajar
menggunakan waktu luang yang konstruktif; dan
o
Mengembangkan
sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.
f.
Aspek Emosional
o
Mengembangkan
respons yang sehat terhadap aktivitas jasmani;
o
Mengembangkan
reaksi yang positif sebagai penonton;
o
Melepas ketegangan
melalui aktivitas fisik yang tepat;
o
Memberikan saluran
untuk mengekspresikan diri dan kreatifitas; dan
o
Menghargai
pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.
C.
PERMAINAN TRADISIONAL ELANG DENGAN INDUK AYAM
1. PENDAHULUAN
Permainan elang dengan induk ayam merupakan bagian dari permainan kecil yang
dapat dimainkan disekolah-sekolah maupun di kampus, permainan elang dengan induk ayam ini tercipta
atau ada karena ide kreatif dari guru atau dosen yang mengajar, dengan maksud
agar siswa tidak mengalami kejenuhan usai mengikuti pelajaran-pelajaran yang
bersifat “memeras otak”. Permainan kecil ini sangatlah berperan penting untuk
menumbuhkan rasa minat belajar bagi siswa dalam melakukan aktivitas olahraga,
serta dengan adanya elang dengan induk
ayam dapat menumbuhkan kerja sama terhadap timnya atau teman sekelasnya.
2.
TUJUAN
Didalam melakukan permaiinan kecil elang dengan induk ayam ini memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk
menumbuhkan kerjasama tim.
2. Untuk
menumbuuhkan rasa minat belajar siswa kepada pelajaran olahraga.
3. Agar
tidak jenuh dengan macam-macam olahraga yang diberikan (tidak monoton).
4. Membuat
siswa untuk melakukan aktivitas olahraga dengan hati yang senang.
5. Untuk
mengakrabkan suasana antar mahasiswa dan mahasiswa dengan dosen.
3. MANFAAT
Didalam melakukan permainan kecil elang dengan induk ayam memiliki manfaat
sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui kekompakan dari suatu tim.
2. Dapat
menumbuhkan minat belajar siswa dalam pelajaran siswa dalam pelajaran olahraga.
3. Dapat
mengetahui sejauh mana daya ingat kita.
4. Dapat
mengetahui tingkat rngsang pendengaran kita.
5. Terjalinnya
komunikasi yang baik antar permainan.
4. SASARAN
Didalam melakukan permainan kecil elang dengan induk ayam memiliki sasaran
yang akan dituju, sasarannya sebagai berikut:
1. Dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran olahraga.
2. Dapat
meningkatkan kekompakkan kerja sama tim.
3. Dapat
melakukan aktivitas olahraga dengan rasa senang.
4. Dapat
meningkatkan rasa sportivitas yang tinggi dalam suatu permainan.
5. Jalannya permainan:
·
1 orang berperan sebagai elang.
1 orang berperan
sebagai induk ayam.
Beberapa orang
sebagai anak ayam.
·
Elang berusaha menangkap anak ayam yang
berada di belakang.
·
Induk ayam menghalangi dengan cara
mengikuti kemanapun berlari ke kiri dank e kanan.
·
Anak ayam
juga berusaha menghindar dengan berlari berlawanan elang agar tidak
tertangkap.
·
Waktu yang digunakan menyesuaikan keadaan.
6.
PEMENANG
Untuk menentukan siapa yang jadi
pemenang dalam permainan kecil elang dengan induk ayam ini memeiliki beberapa
criteria penilaian antara lain:
·
Tim yang beraktivitas sesuai dari media
yang benar, tepat serta yang paling banyak dari tim-tim lain.
·
Kecepatan elang menangkap anak ayam dari
tim-tim yang bertanding.
·
Minimnya kecurangan yang dilakukan oleh
setiap tim.
·
Tata urutan yang benar dari media dengan
kata lain harus sama dengan urutan yang ada di media.
·
Sportivitas maksudnya tidak lepas dari
induknya didalam tim-tim yang bertanding, yang paling sportif dalam permainan
tersebut adalah tim yang dianggap pemenang.
7. PEMIMPIN PERTANDINGAN
Permainan ini harus memiliki pemimpin
pertandingan atau yang dalam permainan ini yang menjadi pemimpin pertandingan
atau yang sering disebut wasit adalah dosen (Team Pengasuh Permainan Kecil).
D.
HUBUNGAN PERMAINAN TRADISIONAL ELANG DENGAN INDUK AYAM
DAN PENDIDIKAN JASMANI
1.
Pada permainan
elang dengan induk ayam menggunakan aktivitas jasmani dengan intensitas tinggi.
2.
Dengan permainan
yang menggunakan seluruh otot besar tubuh, dapat meningkatkan kebugaran
jasmani.
3.
Dengan gerakan
elang yang mengejar induk ayam dan anak ayam serta gerakan menghindar yang
dilakukan induk ayam dan anak ayam maka mengembangkan keterampilan motorik.
4.
Dengan mengetahui
peraturan permainan, dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap sportif dan
kecerdasan emosi.
5.
Dengan melakukan
permainan dengan teratur dan menyenangkan, dapat membina perilaku hidup sehat
dan aktif.
6.
Dengan permainan
berkelompok maka dapat meningkatkan kerjasama dan sikap saling peduli.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun
temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana
pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Pendidikan
jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang
didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan
kecerdasan emosi. Terdapat 9 tujuan pendidikan jasmani.
Fungsi pendidikan jasmani Aspek Organik, Aspek
Neuromuskuler, Aspek Perseptual, Aspek Kognitif, Aspek Sosial, dan Aspek
Emosional.
Permainan elang dengan induk ayam merupakan bagian dari permainan kecil yang
dapat dimainkan disekolah-sekolah maupun di kampus, permainan elang dengan induk ayam ini tercipta
atau ada karena ide kreatif dari guru atau dosen yang mengajar, dengan maksud
agar siswa tidak mengalami kejenuhan usai mengikuti pelajaran-pelajaran yang
bersifat “memeras otak”. Hubungan permainan
tradisional elang dengan induk ayam dan pendidikan jasmani:
1.
Pada permainan
elang dengan induk ayam menggunakan aktivitas jasmani dengan intensitas tinggi.
2.
Dengan permainan
yang menggunakan seluruh otot besar tubuh, dapat meningkatkan kebugaran
jasmani.
3.
Dengan gerakan
elang yang mengejar induk ayam dan anak ayam serta gerakan menghindar yang
dilakukan induk ayam dan anak ayam maka mengembangkan keterampilan motorik.
4.
Dengan mengetahui
peraturan permainan, dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap sportif dan
kecerdasan emosi.
5.
Dengan melakukan
permainan dengan teratur dan menyenangkan, dapat membina perilaku hidup sehat
dan aktif.
6.
Dengan permainan
berkelompok maka dapat meningkatkan kerjasama dan sikap saling peduli.
B. Saran
Permainan tradisional masih perlu dikembangkan
dalam proses pembelajaran anak, karena permainan tradisional mengandung
unsur-unsur pendidikan dan memiliki banyak manfaat yang berguna untuk
kelangsungan hidup bermasyarakat.
Demikian yang dapat
penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap
para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mawarno, dkk. Diktat Permainan Kecil.Universitas PGRI Palembang.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta:
Litera Prenada Media Group
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ved=0CEkQFjAFahUKEwjAhLbYk7rHAhWLVI4KHRiJCI8&url=https%3A%2F%2Fpembelajarandewi.files.wordpress.com%2F2011%2F05%2Fprint-pendahuluan.doc&ei=fxbXVYDJKIupuQSYkqL4CA&usg=AFQjCNF9EawaxxdqTby7Og6eJV58nwtMqw&sig2=XW0JmKmwztUEGk_yVzrYDg( diakses pada tanggal 2 Desember 2015)