Jumat, 19 Februari 2016

TUGAS MAKALAH MK PENDIDIKAN JASMANI



HUBUNGAN PERMAINAN TRADISIONAL ELANG DENGAN INDUK AYAM DAN PENDIDIKAN JASMANI

DISUSUN
OLEH :
NAMA :         BELLA LIFIA
                                                         NIM:                06131281419069

MATA KULIAH: PENDIDIKAN JASMANI

DOSEN PEMBIMBING:
1.      HERRY YUSFI, S.PD., M.PD
2.      AHMAD RICHARD VICTORIAN, M.PD


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                     UNIVERSITAS SRIWIJAYA
                      TAHUN AJARAN 2015/2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah PENDIDIKAN JASMANI mengenai Hubungan Permainan Tradisional Elang dengan Induk Ayam dan Pendidikan Jasmani”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada, Bapak Herry Yusfi, S.Pd,. M.Pd dan Bapak Ahmad Richard Victorian, M.Pd yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai kaidah.
            Dalam penulisan makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami dan  semua pembaca.

Indralaya,      Desember 2015
                                                                                                           
                                                                                                             Penulis











i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................1
C. TUJUAN................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A.    PERMAINAN TRADISIONAL..........................................................3
B.     PENDIDIKAN JASMANI...................................................................5
C.     PERMAINAN TRADISIONAL
ELANG DENGAN INDUK AYAM...................................................9
D.    HUBUNGAN PERMAINAN TRADISIONAL ELANG DENGAN
INDUK AYAM DAN PENDIDIKAN JASMANI.............................12
BAB III PENUTUPAN......................................................................................13
A.    KESIMPULAN...........................................................................................13
B.     SARAN ......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15










ii

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Permainan tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Namun sayangnya seiring kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi dan semangat belajar.
Permainan Tradisional yang semakin hari semakin hilang di telan perkembangan jaman, sesungguhnya menyimpan sebuah keunikan, kesenian dan manfaat yang lebih besar seperti kerja sama tim, olahraga, terkadang juga membantu meningkatkan daya otak. Berbeda dengan permainan anak jaman sekarang yang hanya duduk diam memainkan permainan dalam layar monitor dan sebagainya. Setiap daerah, atau negara memiliki permainan tradisional berbeda-beda. Berikut ini permainan tradisional asal Indonesia yang sekarang hampir terlupakan.


B. RUMUSAN MASALAH
1)      Bagaimanakah  permainan tradisional?
2)      Bagaimanakah pendidikan jasmani?
3)      Bagaimana bentuk permainan tradisional elang dengan induk ayam?
4)      Bagaimana hubungan permainan tradisional elang dengan induk ayam dengan pendidikan jasmani?

C. TUJUAN
1)        Memahami tentang permainan tradisional.
2)        Memahami tentang pendidikan jasmani.
3)        Memahami bentuk permainan tradisional elang dengan induk ayam.
4)        Memahami hubungan permainan tradisional elang dengan induk ayam dan pendidikan jasmani.

























BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERMAINAN TRADISIONAL
Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa.
Permaianan digunakan sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan kegiatan dan prilaku yang luas serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia anak. Menurut Pellegrini dalam Naville Bennet  bahwa permainan didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut: (1) Permainan sebagai kecendrungan, (2) Permainan sebagai konteks, dan (3) Permainan sebagai prilaku yang dapat diamati.
Menurut Mulyadi bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan yang terdapat lima pengertian bermain; (1) sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak (2) tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik (3) bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktif keikutsertaan anak, dan (4) memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial.
Oleh karena itu, bahwa permainan tradisional disini adalah permainan anak-anak dari bahan sederhana sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat. Permainan tradisional juga dikenal sebagai permainan rakyat merupakan sebuah kegiatan rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial. Dengan demikian bermain suatu kebutuhan bagi anak. Jadi bermain bagi anak mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari termasuk dalam permainan tradisional. Menurut Bennet dengan ini diharapkan bahwa permainan dalam penddikan untuk anak usia dini ataupun anak sekolah terdapat pandangan yang jelas tentang kualitas belajar, hal ini diindikasikan sebagai berikut: (1) gagasan dan minat anak merupakan sesuatu yang utama dalam permainan, (2) permainan menyediakan kondisi yang ideal untuk mempelajari dan meningkatkan mutu pembelajaran, (3) rasa memiliki merupakan hal yang pokok bagi pembelajaran yang diperoleh melalui permainan, (4) anak akan mempelajarai cara belajar dengan permainan serta cara mengingat pelajaran dengan baik, (5) pembelajaran dengan permainan terjadi dengan gampang, tanpa ketakutan, (6) permainan mumudahkan para guru untuk mengamti pembelajaran yang sesungguhnya dan siswa akan mengalami berkurangnya frustasi belajar.
Permainan tradisional menurut James Danandjaja (1987) adalah salah satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai variasi. Sifat atau cirri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya. Biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan adang-kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dariakar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.
Menurut Atik Soepandi, Skar dkk. (1985-1986), permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang dimaksud tradisional adalah segala sesuatu yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang  tua atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak, yang diwariska secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk menyenangkan hati.
            Permainan tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga golongan, yaitu : permainan untuk bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang bersifat edukatif. Permainan tradisional yang bersifat rekreatif pada umumnya dilakukan untuk mengisi waktu luang. Permainan tradisional yang bersifat kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir, bersifat kompetitif, diainkan oleh paling sedikit 2 orang, mempunyai criteria yang menentukan siapa yang menang dan yang kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima bersama oleh pesertanya. Sedangkan perainan tradisional yag bersifat edukatif, terdapat unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Melalui permainan seperti ini anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam ketrampilan dan kecakapan yang nantinya akan mereka perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat. Berbagai jenis dan bentuk permainan pasti terkandung unsur pendidikannya. Inilah salah satu bentuk pendidikan yang bersifat non-formal di dalam masyarakat. Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk anak-anak agar mereka dapat menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok sosialnya.

B.     PENDIDIKAN JASMANI
1.      DEFINISI PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

2.      TUJUAN
Tujuan Pendidikan Jasmani:
a.       Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.
b.      Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.
c.       Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani.
d.      Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
e.       Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor education).
f.       Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
g.      Mengetahui keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
h.      Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.
i.        Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

3.      FUNGSI PENDIDIKAN JASMANI
a.       Aspek Organik
o   Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan;
o   Meningkatkan kekuatan, yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot;
o   Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus-menerus dalam waktu relatif lama; dan
o   Meningkatkan fleksibilitas, yaitu; rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cedera.

b.      Aspek Neuromuskuler
o   Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot;
o   Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti; berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/ mencongklang, bergulir, dan menarik;
o   Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti; mengayun, melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok;
o   Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti; memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir, memvoli;
o   Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan;
o   Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti; sepak bola, softball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tenis, bela diri; dan
o   Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti menjelajah, mendaki, berkemah, berenang, dan lainnya.

c.       Aspek Perseptual
o   Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat;
o   Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya;
o   Mengembangkan koordinasi gerakan visual, yaitu; kemampuan mengoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan,  tubuh, atau kaki;
o   Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu; kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis;
o   Mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu; konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan/ kiri dalam melempar atau menendang;
o   Mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu; kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan di antara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri; dan
o   Mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.

d.      Aspek Kognitif
o   Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan;
o   Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika;
o   Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi;
o   Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani;
o   Menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya; dan
o   Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerakan.

e.       Aspek Sosial
o   Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada;
o   Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok;
o   Belajar berkomunikasi dengan orang lain;
o   Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok;
o   Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat;
o   Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat;
o   Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif;
o   Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif; dan
o   Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.

f.       Aspek Emosional
o   Mengembangkan respons yang sehat terhadap aktivitas jasmani;
o   Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton;
o   Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat;
o   Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreatifitas; dan
o   Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.

C.    PERMAINAN TRADISIONAL ELANG DENGAN INDUK AYAM
1.      PENDAHULUAN
Permainan elang dengan induk ayam merupakan bagian dari permainan kecil yang dapat dimainkan disekolah-sekolah maupun di kampus, permainan elang dengan induk ayam ini tercipta atau ada karena ide kreatif dari guru atau dosen yang mengajar, dengan maksud agar siswa tidak mengalami kejenuhan usai mengikuti pelajaran-pelajaran yang bersifat “memeras otak”. Permainan kecil ini sangatlah berperan penting untuk menumbuhkan rasa minat belajar bagi siswa dalam melakukan aktivitas olahraga, serta dengan adanya elang dengan induk ayam dapat menumbuhkan kerja sama terhadap timnya atau teman sekelasnya.
2.      TUJUAN
Didalam melakukan permaiinan kecil elang dengan induk ayam ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk menumbuhkan kerjasama tim.
2.      Untuk menumbuuhkan rasa minat belajar siswa kepada pelajaran olahraga.
3.      Agar tidak jenuh dengan macam-macam olahraga yang diberikan (tidak monoton).
4.      Membuat siswa untuk melakukan aktivitas olahraga dengan hati yang senang.
5.      Untuk mengakrabkan suasana antar mahasiswa dan mahasiswa dengan dosen.

3.      MANFAAT
Didalam melakukan permainan kecil elang dengan induk ayam memiliki manfaat sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui kekompakan dari suatu tim.
2.      Dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam pelajaran siswa dalam pelajaran olahraga.
3.      Dapat mengetahui sejauh mana daya ingat kita.
4.      Dapat mengetahui tingkat rngsang pendengaran kita.
5.      Terjalinnya komunikasi yang baik antar permainan.

4.      SASARAN
Didalam melakukan permainan kecil elang dengan induk ayam memiliki sasaran yang akan dituju, sasarannya sebagai berikut:
1.      Dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran olahraga.
2.      Dapat meningkatkan kekompakkan kerja sama tim.
3.      Dapat melakukan aktivitas olahraga dengan rasa senang.
4.      Dapat meningkatkan rasa sportivitas yang tinggi dalam suatu permainan.

5.      Jalannya permainan:
·         1 orang berperan sebagai elang.
1 orang berperan sebagai induk ayam.
Beberapa orang sebagai anak ayam.
·         Elang berusaha menangkap anak ayam yang berada di belakang.
·         Induk ayam menghalangi dengan cara mengikuti kemanapun berlari ke kiri dank e kanan.
·         Anak ayam  juga berusaha menghindar dengan berlari berlawanan elang agar tidak tertangkap.
·         Waktu yang digunakan menyesuaikan keadaan.
  

6.      PEMENANG
Untuk menentukan siapa yang jadi pemenang dalam permainan kecil elang dengan induk ayam ini memeiliki beberapa criteria penilaian antara lain:
·         Tim yang beraktivitas sesuai dari media yang benar, tepat serta yang paling banyak dari tim-tim lain.
·         Kecepatan elang menangkap anak ayam dari tim-tim yang bertanding.
·         Minimnya kecurangan yang dilakukan oleh setiap tim.
·         Tata urutan yang benar dari media dengan kata lain harus sama dengan urutan yang ada di media.
·         Sportivitas maksudnya tidak lepas dari induknya didalam tim-tim yang bertanding, yang paling sportif dalam permainan tersebut adalah tim yang dianggap pemenang.





7.      PEMIMPIN PERTANDINGAN
Permainan ini harus memiliki pemimpin pertandingan atau yang dalam permainan ini yang menjadi pemimpin pertandingan atau yang sering disebut wasit adalah dosen (Team Pengasuh Permainan Kecil).

D.    HUBUNGAN PERMAINAN TRADISIONAL ELANG DENGAN INDUK AYAM DAN PENDIDIKAN JASMANI
1.      Pada permainan elang dengan induk ayam menggunakan aktivitas jasmani dengan intensitas tinggi.
2.      Dengan permainan yang menggunakan seluruh otot besar tubuh, dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
3.      Dengan gerakan elang yang mengejar induk ayam dan anak ayam serta gerakan menghindar yang dilakukan induk ayam dan anak ayam maka mengembangkan keterampilan motorik.
4.      Dengan mengetahui peraturan permainan, dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap sportif dan kecerdasan emosi.
5.      Dengan melakukan permainan dengan teratur dan menyenangkan, dapat membina perilaku hidup sehat dan aktif.
6.      Dengan permainan berkelompok maka dapat meningkatkan kerjasama dan sikap saling peduli.









BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Terdapat 9 tujuan pendidikan jasmani.
Fungsi pendidikan jasmani Aspek Organik, Aspek Neuromuskuler, Aspek Perseptual, Aspek Kognitif, Aspek Sosial, dan Aspek Emosional.
Permainan elang dengan induk ayam merupakan bagian dari permainan kecil yang dapat dimainkan disekolah-sekolah maupun di kampus, permainan elang dengan induk ayam ini tercipta atau ada karena ide kreatif dari guru atau dosen yang mengajar, dengan maksud agar siswa tidak mengalami kejenuhan usai mengikuti pelajaran-pelajaran yang bersifat “memeras otak”. Hubungan permainan tradisional elang dengan induk ayam dan pendidikan jasmani:
1.      Pada permainan elang dengan induk ayam menggunakan aktivitas jasmani dengan intensitas tinggi.
2.      Dengan permainan yang menggunakan seluruh otot besar tubuh, dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
3.      Dengan gerakan elang yang mengejar induk ayam dan anak ayam serta gerakan menghindar yang dilakukan induk ayam dan anak ayam maka mengembangkan keterampilan motorik.
4.      Dengan mengetahui peraturan permainan, dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap sportif dan kecerdasan emosi.
5.      Dengan melakukan permainan dengan teratur dan menyenangkan, dapat membina perilaku hidup sehat dan aktif.
6.      Dengan permainan berkelompok maka dapat meningkatkan kerjasama dan sikap saling peduli.
B.      Saran
Permainan tradisional masih perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran anak, karena permainan tradisional mengandung unsur-unsur pendidikan dan memiliki banyak manfaat yang berguna untuk kelangsungan hidup bermasyarakat.
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.














DAFTAR PUSTAKA

Mawarno, dkk. Diktat Permainan Kecil.Universitas PGRI Palembang.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: Litera Prenada Media Group